NGAWI.FrekwensiPos.Com – BUMDesma Pondok Jaya Sentosa, yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat Bringin, kini berada di ambang kehancuran. Direktur BUMDesma, Sunarto, dalam klarifikasinya, mengakui adanya kekacauan administrasi yang parah dan kerugian finansial yang signifikan.
Sunarto mengungkapkan bahwa BUMDesma mengalami penurunan omzet drastis akibat persaingan dengan kolam renang baru dan dampak pandemi Covid-19. Bahkan, operasional sempat terhenti. Lebih memprihatinkan, ia mengakui adanya masalah serius dalam pengelolaan keuangan, yang disebabkan oleh mundurnya sekretaris lama dan ketidakmampuan pengurus lainnya dalam mengelola sistem IT.
Laporan keuangan yang disampaikan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) pun menuai kritik tajam. Keuntungan bersih selama dua tahun, yang hanya mencapai sekitar Rp24 juta, dinilai sangat minim dan tidak sebanding dengan potensi yang ada. Selain itu, terdapat catatan penting tentang kesalahan input data yang menambah buruknya catatan administrasi.
Standarisasi pelaporan keuangan BUMDesma juga dipertanyakan. Sunarto menyatakan bahwa masalah ini lebih dipahami oleh pendamping kecamatan dan kabupaten, seolah-olah melepaskan tanggung jawab pengurus. Hal ini menimbulkan kecurigaan tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana masyarakat.
Alih-alih menunjukkan optimisme, Sunarto justru terkesan pasrah dengan menyatakan bahwa investasi di sektor pariwisata membutuhkan waktu dan modal besar, serta tidak bisa langsung menghasilkan keuntungan. Pernyataan ini mengindikasikan ketidakmampuan pengurus dalam mengelola BUMDesma secara profesional dan menguntungkan.
Masyarakat Bringin kini menuntut pertanggungjawaban penuh dari pengurus BUMDesma. Mereka khawatir bahwa dana desa yang telah diinvestasikan akan sia-sia dan potensi wisata Waduk Pondok akan terbengkalai. Masa depan BUMDesma Pondok Jaya Sentosa kini berada di ujung tanduk, dan dibutuhkan langkah-langkah drastis untuk menyelamatkannya.” Red *