Blora.Frekwensipos.Com – Tujuh warga Desa Jurangjero menjadi korban penganiayaan oleh karyawan PT Kapur Rembang Indonesia (KRI). Ketegangan antara warga Desa Jurangjero dan PT KRI mencapai puncaknya pada Rabu malam 13/11/2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi saat warga melakukan protes terkait pencemaran udara akibat aktivitas tambang. 7 Korban mengalami luka-luka tusukan dan sabetan senjata tajam yang dilakukan oleh karyawan PT KRI di kecamatan Gunem kabupaten Rembang. Bukannya jawaban yang didapat, mereka malah mendapat perlakuan yang mengedepankan kekerasan dibandingkan mediasi.
Protes warga terdampak dipicu oleh aktivitas mobilitas PT KRI menggunakan kendaraan bul tronton dengan kapasitas muatan yang sangat berat.
Rudi Eko Hariyanto dari LSM FPTB (Forum Penggerak Transparansi Blora) mengecam keras insiden berdarah tersebut dan mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Warga hanya menyampaikan aspirasi mereka, namun justru mendapat perlakuan tidak manusiawi,” ujarnya. LSM FPTB akan mengawal kasus ini hingga tuntas dan berharap pihak kepolisian dapat bertindak tegas. Jika peristiwa tidak secepatnya ditangani dikwatirkan akan menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat dan PT.KRI akan semakin arogan bahkan akan mengundang keprihatinan dari berbagai pihak.
LSM FPTB mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku penganiayaan menjadi tersangka . Selain itu, LSM juga meminta agar masalah pencemaran udara di wilayah tersebut dapat segera diselesaikan . ” Harapan saya semoga kasus tersebut dapat segera diusut tuntas dan di proses secara hukum kita juga yakin akan kinerja pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini sesuai dengan slogan POLRI PRESISI.” Kata Rudi Eko. ( AD )