Ngawi, Frekwensipos.com – Krisis air bersih dan kesulitan mengakses air untuk irigasi pertanian di wilayah utara Bengawan Solo, khususnya Desa Sekarjati, mendorong pemerintah desa untuk mencari solusi inovatif dan mengajak semua warga bangun dari tidur untuk merajut mimpi yang nyata.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi geolistrik untuk mendeteksi sumber air bawah tanah.
Rabu (22/08/2024), Pemerintah Desa Sekarjati secara simbolis di dusun Cepak wilayah gunung tumpeng memulai proyek pendeteksian di 12 titik lokasi pertanian tadah hujan untuk pembangunan sumur sibel di berbagai lokasi pertanian yang hampir 70 hektar.
Sebelumnya, telah dilakukan survei menggunakan teknologi geolistrik di 12 titik yang telah disepakati bersama masyarakat serta telah terkordinasikan dengan kecamatan Karanganyar dan OPD Pertanian kab.Ngawi
“Dengan teknologi geolistrik, diharapkan kita bisa mengidentifikasi dengan lebih akurat lokasi sumber air bawah tanah,” ujar Sugeng, Kepala Desa Sekarjati. “Proyek ini merupakan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan Dinas Pertanian.
Pemerintah desa sekarjati menyediakan anggaran Rp 50 juta dari DD Th 2024 untuk survei geolistrik, masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan sumur, sedangkan Dinas Pertanian akan membantu dalam pemasangan pipa distribusi.”
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Sekarjati, yang selama ini mayoritas lahannya ditanami jagung dan tembakau. “Kami berharap dengan adanya sumur-sumur baru ini, para petani bisa mengoptimalkan lahan pertanian mereka dan meningkatkan pendapatan,” ungkap salah seorang petani.
Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum, karena kebutuhan air bersih akan terpenuhi dengan lebih baik. “Program pamsimas yang sudah berjalan selama ini sudah cukup berhasil dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga. Dengan adanya tambahan sumur baru, kami optimistis kebutuhan air bersih akan semakin terjamin,” tambah Sugeng.
(Advetorial )
