Blora, FrekwensiPos.Com – Sebuah investigasi mendalam hari ini, Senin, 2 Juni 2025, mengungkap tabir gelap di balik insiden kebakaran dahsyat yang melahap Sumur Tua Ledok No. 14. Api yang berkobar pada Jumat, 31 Mei 2025, pukul 14.45 WIB, di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Blora, kini bukan lagi sekadar musibah, melainkan sinyal bahaya akan praktik tersembunyi dan dugaan keterlibatan aparat.
Detik-detik Mencekam dan Dugaan Korsleting Mesin Pompa
Menurut kesaksian eksklusif dari seorang narasumber yang berada di lokasi kejadian, api diduga bermula dari korsleting mesin pompa Alcon milik sumur tua tersebut. “Saya ada di situ, Mas, dan sempat merekam video pas kebakaran,” ungkap narasumber kami, menggambarkan kengerian detik-detik saat si jago merah melahap habis sumur minyak ilegal ini. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, meskipun kerugian material belum dapat diperkirakan secara pasti. Upaya konfirmasi kepada berbagai pihak terkait dampak kerugian masih belum membuahkan hasil.
Jejak Hitam Oknum Aparat di Balik Penambangan Ilegal
Namun, fakta yang lebih mengejutkan terkuak dari pernyataan narasumber kami. Ia dengan gamblang menuding bahwa aktivitas penambangan minyak di Sumur 14 ini bukan sekadar operasi ilegal biasa, melainkan diduga keras dibekingi oleh oknum TNI dan Polri.
“Kegiatan penambangan minyak di sumur 14 itu dilakukan oleh penambang setempat dan diduga dibekingi oleh beberapa oknum TNI dan Polri, atau juga bisa jadi diduga beberapa oknum tersebut adalah pengelola Sumur 14,” tegasnya.
Dugaan ini diperkuat dengan adanya upaya sistematis untuk membungkam media. Narasumber kami mengungkapkan, “Hal itu ditandai dengan adanya informasi dari beberapa rekan sesama media yang mendapat larangan dari beberapa oknum untuk menulis berita terkait peristiwa kebakaran Sumur 14.” Larangan ini memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya mereka coba sembunyikan? Apakah kebakaran ini hanya kecelakaan, atau ada motif lain di baliknya?
Rehabilitasi Kilat di Tengah Kabut Misteri
Pada hari ini, pemandangan di lokasi Sumur 14 menunjukkan beberapa orang tengah sibuk melakukan perbaikan pasca-kebakaran. Rehabilitasi yang terkesan buru-buru ini justru menambah kecurigaan akan adanya upaya menutup-nutupi jejak dan melanjutkan praktik ilegal tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun militer terkait dugaan pembekingan ini. Publik menanti transparansi dan tindakan tegas dari aparat penegak hukum. Apakah kasus kebakaran Sumur Tua Ledok No. 14 ini akan menjadi pintu gerbang untuk membongkar jaringan penambangan minyak ilegal yang melibatkan oknum aparat? Atau akankah kasus ini kembali meredup dalam heningnya investigasi yang tak berujung? (Ad/Ed)
