DENPASAR,BALI.FREKWENSIPOS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir yang melanda enam kabupaten dan kota di Bali telah menewaskan sembilan orang dan berdampak pada ratusan keluarga. Bencana hidrologi ini, yang disebut sebagai yang terburuk tahun ini, terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang memicu genangan air hingga mencapai 2-3 meter di beberapa wilayah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa wilayah yang paling terdampak adalah Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan. Data per Rabu, 10 September 2025, pukul 18.45 WIB, mencatat sembilan korban meninggal, dua orang hilang, dan 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak.
BPBD Kewalahan Menangani Bencana, Fokus pada Evakuasi
Banjir telah merendam 43 titik di Denpasar sejak Selasa, 8 September 2025. Sekretaris BPBD Bali, Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, mengungkapkan bahwa tim gabungan masih berupaya keras menangani bencana ini. Meskipun demikian, BPBD mengaku kewalahan untuk mendata dampak secara keseluruhan karena prioritas utama saat ini adalah mengevakuasi warga yang terjebak.
“Denpasar paling tidak saat ini masih dalam penanganan di 43 titik. Detailnya belum bisa kami laporkan karena masih sedang dalam penanganan,” ujar Teja.
Sistem Drainase Buruk dan Pembangunan Masif Jadi Pemicu
Teja menambahkan bahwa bencana banjir ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Selain intensitas hujan yang sangat tinggi, pembangunan yang masif, sistem saluran air atau drainase yang buruk, dan volume sampah yang meluap menjadi penyebab utama.
“Banyak faktor yang menyebabkan banjir ini terjadi, seperti intensitas hujan yang tinggi, pembangunan yang masif, dan buruknya drainase yang menyebabkan air hujan meluap,” pungkasnya. Red**