Ngawi , Frekwensipos.Com // Demo Mahasiswa kembali mengguncang Kabupaten Ngawi. Aliansi BEM Ngawi dan PC PMII menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Ngawi, pasca ditetapkannya salah satu staf kantor kecamatan Kendal berinisial YDM dan pemanggilan AW Staf sekretariatan DPRD Ngawi dan 6 saksi dari lembaga oleh Kasi Pidana Khusus Kejari Ngawi .Eriksa Ricardo .Jumat (6/9/2024).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes dan mengawal terhadap dugaan korupsi dana hibah sebesar Rp19 miliar yang melibatkan salah satu staf kecamatan Kendal dan sejumlah pihak lainnya.
Dalam orasinya, para mahasiswa yang dipimpin pengurus pergerakan muslim Islam Indonesia Ngawi , Syamsul Maarif dan ditandatangani Aliansi Badan Eksekutif BEM Ngawi Erlina Puspitasari , menuntut DPRD Ngawi untuk ikut serta mengusut tuntas kasus korupsi tersebut dan berkomitmen tidak melakukan KKN.
Tuntutan ini disambut oleh F Angit ,Ketua DPRD Ngawi didampingi Sarjono, Ketua DPD Golkar Ngawi dan sejumlah anggota DPRD Ngawi dibawah pengawalan ketat petugas dari Polres Ngawi , berjanji akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
Kasus dugaan korupsi dana hibah Rp19 miliar di Kabupaten Ngawi terus bergulir dan memunculkan berbagai pertanyaan. Aktivis masyarakat menilai bahwa kasus ini hanyalah puncak gunung es dari permasalahan korupsi dan menjadi jembatan awal mengungkap kasus korupsi yang lebih besar di Kab.Ngawi yang selama ini terkesan tidak mampu ditembus lembaga nasua ( KPK , BPK ) dan bisa terkondisikan.
Dugaan korupsi dana hibah tidak hanya terjadi di sektor pendidikan, namun diduga kuat juga dana DBHCHT serta merambah ke berbagai bidang ( OPD ) lainnya seperti pariwisata, olahraga, pertanian, perikanan & peternakan dan lembaga non-profit ( KONI , LSM ,Media ). Masyarakat berharap Kejaksaan Negeri Ngawi dapat bertindak tegas dan tidak tebang pilih dalam memberantas korupsi di Ngawi.
Aksi demo mahasiswa di Ngawi menjadi bukti nyata keprihatinan masyarakat terhadap maraknya kasus korupsi di kabupaten Ngawi . Dugaan korupsi dana hibah Rp19 miliar yang melibatkan sejumlah pejabat hanya sebagian kecil dari kasus yang selama ini tersimpan rapi dan baru tersikapi menjadi pemicu kemarahan publik yang lama terpendam bak ‘ Api Dalam Sekam ‘.
Mahasiswa menuntut DPRD Ngawi untuk mengambil sikap tegas dan mendukung upaya penegakan hukum. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi seluruh pihak bahwa korupsi adalah musuh bersama yang harus dilawan bersama-sama.
Disisilain LSM DCW dan AJII Ngawi memberikan support pada kejakasaan negri Ngawi untuk bangkit melawan korupsi dengan mengirimkan pamflet / bener di halaman Kejari Ngawi yang bertuliskan ‘ Mendukung Penuh Kinerja Kejaksaan Negri Ngawi Dalam Upaya Menindak Kejahatan Korupsi ‘ ( YD,YY,AR )



