Pembangunan Tanggul Penahan Tanah oleh Pemdes  Purwosari  Wujudkan Resiliensi Komunitas

banner 468x60

Ngawi, FrekwensiPos.Com – Pemerintah Desa (Pemdes) Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, menunjukkan komitmen tata kelola sumber daya dengan mengalokasikan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025 untuk revitalisasi infrastruktur vital. Inisiatif strategis ini berfokus pada pembangunan Tanggul Penahan Tanah (TPT) yang berlokasi di Dusun Boto RT 001/RW 002.

banner 336x280

Implementasi Proyek dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Proyek TPT ini memiliki volume pekerjaan sepanjang 58 meter dengan alokasi fiskal sebesar Rp 52.839.000. Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di lokasi menegaskan bahwa pembangunan ini mengadopsi prinsip pemberdayaan tenaga kerja lokal. “Seluruh tenaga kerja merupakan warga Desa Purwosari, dengan prioritas utama diberikan kepada warga dusun setempat,” ujarnya.

 

Langkah ini tidak hanya menjamin kualitas dan akuntabilitas publik dalam pelaksanaan proyek, tetapi juga memberikan stimulus ekonomi mikro bagi komunitas di tengah masa pembangunan.

 

Mitigasi Risiko Bencana dan Kesadaran Kolektif

Pembangunan TPT ini merupakan respons adaptif terhadap kerentanan geografis Purwosari. Ketua TPK menjelaskan urgensi penyelesaian proyek, mengingat wilayah tersebut rawan dilanda banjir tahunan. “Harapannya, memasuki musim penghujan tahun ini, pekerjaan sudah selesai dan termanfaatkan secara optimal. Masyarakat, dengan kesadaran kolektifnya, mempercepat penyelesaian pekerjaan ini,” terangnya, menyoroti inisiatif sipil yang tinggi.

 

Dampak pembangunan ini diakui oleh Muji, seorang tokoh masyarakat dan kontraktor di Ngawi, yang menekankan kapasitas komunitas dalam menyukseskan kegiatan. “Tingginya partisipasi publik dan kesadaran masyarakat, khususnya di Dusun Boto, menjadi variabel penentu keberhasilan kegiatan,” tegas Muji.

 

Preservasi Aset Publik dan Dukungan Aksesibilitas Pertanian

Muji menambahkan bahwa penundaan pembangunan TPT akan menimbulkan risiko eskalatif terhadap aset publik. Tanpa penahan yang memadai, jalan paving yang ada sangat rentan mengalami kerusakan parah akibat banjir.

 

“Penting untuk digarisbawahi, selain berfungsi sebagai jalan umum, jalan ini juga merupakan koridor esensial bagi lalu lintas kendaraan pengangkut hasil pertanian warga, yang mayoritasnya adalah petani. Preservasi jalan ini secara langsung mendukung kontinuitas mata pencaharian dan ketahanan pangan lokal,” pungkasnya, menggarisbawahi korelasi antara infrastruktur dan produktivitas agraris masyarakat. (RED.ADV)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *