Magelang, FrekwensiPos.Com – Detik-detik mencekam menjelang ibadah salat Jumat di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam berubah menjadi mimpi buruk yang tak terbayangkan. Tepat pukul 10.30 WIB, saat puluhan santri belia tengah mengantre untuk membersihkan diri di kamar mandi asrama, sebuah malapetaka dahsyat menghantam tanpa ampun.
Sebuah tandon air raksasa, diduga kuat mengalami kerusakan struktural, tiba-tiba ambrol dengan kekuatan mengerikan. Suara gemuruh bagai kiamat sontak memecah ketenangan kompleks pesantren. Dalam sekejap mata, bangunan kamar mandi luluh lantak, rata dengan tanah. Air bah bercampur puing-puing beton dan material bangunan lainnya menyapu area tersebut, menyeret dan menimbun tubuh-tubuh polos para santri yang tak berdaya.
Teriakan histeris dan rintihan kesakitan memecah udara, menciptakan suasana kepanikan massal yang luar biasa. Puluhan nyawa terperangkap di bawah reruntuhan, berjuang dalam kegelapan dan himpitan material berat. Pemandangan mengerikan ini sontak memicu gelombang kepedihan dan ketakutan di kalangan saksi mata.
Tim penyelamat gabungan dari BPBD Kabupaten Magelang, Basarnas, Damkar, PMI, relawan, Polri, dan TNI dengan sigap bergerak menuju lokasi tragedi. Kerja keras dan dedikasi tinggi para petugas membuahkan hasil, satu per satu korban berhasil dievakuasi dari timbunan reruntuhan.
Direktur RSUD Merah Putih, dr. Leli Puspitowati, mengungkapkan bahwa puluhan santri dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. “Awalnya 23 korban yang masuk, dan sore ini bertambah 2 lagi menjadi total 25,” ungkap dr. Leli dengan nada prihatin.
Lebih lanjut, dr. Leli menjelaskan kondisi terkini para korban. “Alhamdulillah, sebagian besar sudah dalam kondisi baik. Tiga santri sudah diperbolehkan pulang, dan 16 lainnya sedang dalam proses pemulihan untuk segera menyusul,” jelasnya. Namun, duka masih menyelimuti, karena tiga santri harus menjalani rawat inap akibat patah tulang, dan satu di antaranya mengalami patah tulang terbuka yang memerlukan penanganan spesialis di rumah sakit lain.
Tragedi mengerikan ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor dan masyarakat luas. Pertanyaan besar kini menggantung di udara: kelalaian ataukah takdir yang menyebabkan malapetaka ini terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya aman dan damai? Investigasi mendalam diyakini akan segera dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti runtuhnya tandon air maut tersebut dan memastikan kejadian serupa tidak akan pernah terulang kembali. Air mata dan doa mengiringi para korban, semoga kekuatan dan kesabaran senantiasa menyertai mereka dan keluarga yang ditinggalkan. Red**