NGAWI, FREKWENSIPOS.COM – Kabar duka menyelimuti dunia sastra dan perfilman Indonesia. Sastrawan dan novelis prolifik asal Ngawi, Kirana Kejora, yang memiliki nama lahir Antiek Widijati, menghembuskan napas terakhir pada Rabu dini hari, 7 Mei 2025, pukul 01.00 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) Surabaya. Kepergian penulis inspiratif ini terjadi di usia 53 tahun.
Jenasah akan dimakamkan di TPU Masjid Agung Baiturohman Kab.Ngawi di hari Rabu , 07/05/2025 pukul 09.00 Wib berdampingan dengan pusara ke dua orang tuanya , di tanah kelahiran Sang Satrawan .
Alumni Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini dikenal luas bukan hanya karena karya-karyanya yang kaya dan berkesan, tetapi juga karena kepribadiannya yang hangat, inspiratif, serta semangatnya yang tak pernah padam dalam berkarya.
Semasa hidupnya, alumni SMPN 1 angkatan tahun 1986 Antik yang akrab disapa Kirana Kejora aktif mewarnai khazanah sastra dan perfilman Tanah Air melalui berbagai medium, mulai dari novel yang menyentuh hingga skenario film yang memukau. Bahkan pada masanya di tahun 80 an sempat menjadi pion teater 2000 ( teater lokal kabupaten Ngawi )
Bambang salah satu teman almarhumah ( alm.Kirana Kejora ) mengatakan , Beliau adalah sosok yang nyentrik dalam berpenampilan ala tomboy , sederhana dan hambel dengan teman-teman alumni saat pulang ke tanah kelahirannya .
Masih menurut Bambang yang juga berprofesi sebagai Pimpred Frekwensipos , Cita-cita alm Atik ingin menghidupkan kembali teater 2000 dan ingin memberikan motifasi di bidang literasi pada anak-anak sekolah dari tingkat SMP, SMA , sayang semua belum bisa diwujudkan karena minimnya dukungan dari pejabat Kabupaten Ngawi saat itu .
Jejak Karya Gemilang Kirana Kejora:
Selama berkarier, Kirana Kejora telah menorehkan tinta emas dengan sejumlah karya yang mendapat sambutan hangat dari pembaca dan penonton. Beberapa di antaranya adalah:
Novel:
Pencarian Cinta Terakhir (2013)
Kenang Langit (2014)
Kidung Cinta Sejati (2014)
Surga Kecil di Atas Awan (2015)
Rindu Terpisah di Raja Ampat (2015)
Senja di Langit Praha (2015)
Skenario Film:
Ketika Cinta Memilih (2009–2015)
Hidup Itu Biutipul (2009–2015)
Munajat Cinta Sang Gibran (2009–2015)
Hasduk Berpola (2009–2015)
Mencium Kaki Langit (Film Dokumenter, 2014)
Dhenok (2015)
Jejak Sang Timur (2024)
Film Hasduk Berpola menjadi salah satu mahakaryanya yang berhasil meraih pengakuan luas, termasuk penghargaan Film Inspiratif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2013 dan Film Favorit di Apresiasi Film Indonesia 2013. Selain itu, film Air Mata Terakhir Bunda juga mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih Best Feature Film di Balinale International Film Festival 2013 serta masuk nominasi di Festival Film Indonesia.
Karya teranyarnya, Jejak Sang Timur, juga meninggalkan kesan mendalam. Film yang merupakan kolaborasi antara Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT RI) ini tayang perdana pada 3 Agustus 2024 di bioskop XXI Jatiland, Kota Ternate.
Lebih dari sekadar prestasi, Kirana Kejora dikenang sebagai sosok yang tulus dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama. Ia tak jarang memberikan bimbingan kepada penulis-penulis muda dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi di tingkat nasional.
Kepergian Kirana Kejora meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, sahabat, rekan seprofesi, para alumni Universitas Brawijaya, serta seluruh penikmat karya sastra dan film di Indonesia. Namun, warisan karyanya akan terus abadi dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang. ( Red )