Sonorejo, FrekwensiPos.Com // Guna mengefektifkan penggunaan alat pertanian kolektif, Kelompok Tani (Poktan) Waloyo Sari Sonorejo menggelar rembug bersama membahas pemanfaatan traktor milik kelompok. Acara berlangsung lancar pada **Senin (30/06/2025)**, pukul 14.30–15.10 WIB (40 menit), di Pendopo Kantor Lurah Sonorejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
Rembug dihadiri oleh pengurus Poktan Waloyo Sari, warga dan anggota poktan Lilik, Lurah Sonorejo Endang Winarni, serta Bhabinkamtibmas Sonorejo Aipda Nurkholiq. Diskusi difokuskan pada pengelolaan traktor agar memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pihak, baik anggota poktan maupun warga Sonorejo secara luas.
Lurah Endang Winarni dalam sambutannya menegaskan pentingnya aset pertanian seperti traktor dikelola secara transparan dan inklusif. “Traktor ini harus menjadi solusi bagi petani Sonorejo, bukan hanya milik segelintir orang. Sinergi antara poktan, warga, dan pemerintah desa kunci utamanya,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan pengurus Poktan Waloyo Sari menyatakan kesiapan kelompoknya untuk mengoptimalkan alat tersebut sesuai kesepakatan bersama. Lilik, salah satu warga dan anggota poktan, turut menyampaikan aspirasi mengenai mekanisme peminjaman yang adil dan terjangkau.
Aipda Nurkholiq selaku Bhabinkamtibmas mendukung penuh kesepakatan ini dan menekankan perlunya pendataan pengguna untuk meminimalisir konflik. “Dengan aturan jelas, traktor bisa menjadi alat pemersatu warga,” imbuhnya.
**Hasil Kesepakatan**
Setelah dialog intensif, seluruh pihak menyepakati tiga poin utama:
1. Traktor Poktan Waloyo Sari dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Sonorejo dengan prioritas anggota poktan.
2. Pengelolaan dan biaya operasional akan diatur melalui mekanisme subsidi silang yang terjangkau.
3. Jadwal penggunaan traktor akan dikoordinasikan oleh pengurus poktan dan dibuka pendaftarannya di kantor lurah.
Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk mendukung swakelola alat pertanian sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian di Sonorejo. “Ini bukti gotong royong masih hidup di desa kita,” pungkas Endang Winarni. ( AGS )



