‘ Ngompro Membara ‘ Pernyataan Kontroversial Kades Picu Aksi Massa, Konvoi Bising Warnai Pelepasan Kasun Gadung

banner 468x60

Ngawi, FrekwensiPos.Com // Gelombang amarah warga Dusun Gadung, Ngawi, pecah tak terkendali! Diduga kuat akibat pernyataan “maut” Kepala Desa Ngompro pasca bersih desa, yang mengumumkan pemberhentian Kasun Gadung per 1 April 2025, situasi yang semula khidmat berubah menjadi lautan kebisingan dan potensi anarki. Pernyataan Kades yang dianggap menusuk dan tak berempati itu sontak membakar emosi sebagian besar warga Gadung.

banner 336x280

Acara pelepasan purna tugas Kasun Gadung, Bari, yang seharusnya menjadi momen haru dan Halal Bihalal yang penuh kehangatan, justru bertransformasi 180 derajat menjadi panggung ketegangan. Bertempat di kantor Desa Ngompro, acara yang dihadiri Camat Pangkur, Babinkamtibmas, Babinsa, perangkat desa, RT/RW, dan LPMD Ngompro ini dinodai oleh bara kemarahan yang membara di luar tembok kantor desa.

Dalam sambutannya, Kades Ngompro, Parminto, mencoba meredam gejolak dengan dalih bahwa pengumuman pemberhentian Kasun hanya sebatas “sosialisasi” tanpa tendensi kebencian. Ia berdalih momentum purna tugas yang bertepatan dengan libur Lebaran dimanfaatkan untuk memberitahu warga. Namun, penjelasan ini bak menyiram bensin ke kobaran api amarah warga.

Penyerahan SK pemberhentian dan cinderamata oleh Kades dan BPD yang seharusnya menjadi penutup acara inti, justru menjadi sinyal dimulainya babak baru kekacauan. Tak lama berselang, raungan mesin kendaraan memekakkan telinga, memecah sunyinya suasana. Puluhan motor “brong” dan mobil pikap yang mengusung sound system raksasa telah disiapkan warga Dusun Gadung yang sejak awal menunggu di luar kantor desa.

Rentetan ledakan petasan di atas kantor desa menjadi pembuka orkestra kebisingan yang diciptakan konvoi liar sebagai bentuk dukungan dan perpisahan terhadap Kasun Bari. Deruman knalpot “brong” mengintimidasi setiap telinga yang melintas, menciptakan atmosfer mencekam. Bahkan, beberapa warga yang diduga hendak memprovokasi diamankan aparat Babinkamtibmas dan Babinsa yang sigap berjaga.

Ketika dikonfirmasi mengenai aksi konvoi brutal tersebut, Kades Parminto mencoba cuci tangan dengan menyatakan bahwa kegiatan arak-arakan itu “di luar kewenangan kami dan tidak masuk dalam agenda kegiatan hari ini.” Pernyataan ini semakin memperjelas jurang pemisah antara pemerintah desa dan warganya yang merasa terluka dan tidak dihargai. Situasi di Ngawi kini berada di ujung tanduk, menunggu respons tegas dari pihak berwenang untuk meredam potensi konflik yang lebih besar. (Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *