Blora.FrekwensiPos.Com , Polda Jawa Tengah, akan segera menetapkan tersangka terkait insiden maut di proyek pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora yang terjadi pada Sabtu, 8 Februari 2025.
Kepastian ini didapatkan setelah pihak kepolisian menerima hasil Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng terkait kecelakaan kerja tersebut.
“Dari insiden tersebut akan ada penetapan tersangka dan segera kita rilis,” tegas Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, melalui keterangan tertulis pada Minggu, 13 April 2025.
Kapolres Wawan menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan sepuluh barang bukti dari lokasi kejadian atau proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Barang bukti tersebut menjadi dasar penting dalam proses penyidikan.
Adapun kesepuluh barang bukti yang diamankan meliputi satu unit rangka lift crane, satu man basket lift, satu katrol dan roda rel, sepotong kawat sling sepanjang dua meter, satu motor dinamo, satu rangka rol penggulung, gearbox, gigi gearbox, serbuk di dalam gearbox, serta kawat sling gearbox.
Lebih lanjut, Kapolres menyampaikan bahwa penanganan kasus ini berjalan lancar tanpa kendala berarti dan telah memasuki tahap akhir, yaitu gelar perkara.
Sebanyak 25 orang telah dimintai keterangan sebagai saksi, termasuk delapan orang dari pengurus RS PKU Muhammadiyah Blora, empat pekerja proyek, lima anggota keluarga korban meninggal, dan delapan anggota keluarga korban luka-luka.
“Hingga saat ini, sudah ada 25 orang yang dimintai keterangan, dan semuanya masih berstatus sebagai saksi,” imbuh AKBP Wawan.
Tragedi di proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora bermula ketika crane yang mengangkut 13 pekerja menuju lantai lima tiba-tiba jatuh dari ketinggian 12 meter. Akibatnya, lima pekerja meninggal dunia, dengan rincian tiga korban tewas di lokasi dan dua lainnya saat menjalani perawatan. Sementara itu, delapan pekerja lainnya masih dalam perawatan.
Dua bulan pasca-kejadian nahas tersebut, aktivitas pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora masih terhenti. Namun, ketua panitia pembangunan rumah sakit menyatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk melanjutkan proyek tersebut. (Ad/Ed)